Tiga negara termurah untuk investasi real estate di kawasan Asia Tenggara
Jakarta, properti Indonesia – Bisnis properti di negara-negara Asia Tenggara merupakan sektor yang sangat dinamis. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perekonomian, demografi dan kebijakan pemerintah di masing-masing negara.
Investasi properti di Asia Tenggara menawarkan beragam peluang menarik, meski tergantung negara dan wilayah yang dipilih. Oleh karena itu, sebelum memutuskan membeli properti di kawasan Asia Tenggara, penting untuk melakukan riset menyeluruh dan mempertimbangkan beberapa faktor seperti perkembangan ekonomi, potensi investasi, dan kualitas hidup.
Menemukan properti murah di Asia Tenggara merupakan sebuah tantangan tersendiri. Meski begitu, ada beberapa daerah yang terkenal dengan harga properti yang terjangkau namun juga memiliki potensi investasi. Berikut ini adalah beberapa negara yang dikenal menawarkan pilihan properti terjangkau di lokasi-lokasi utama ibu kota negara.
Kamboja
Kamboja adalah negara termurah di Asia Tenggara bagi orang asing untuk membeli rumah. Biaya untuk membeli hunian prime di ibu kota negara, Phnom Penh, adalah US$1.000 atau Rp16 juta per meter persegi. Hal ini tentu tidak berlaku untuk kondominium bertingkat tinggi di Phnom Penh.
Dilaporkan dari halaman investasi.comApartemen ruko tua yang dibangun pada masa kolonial Kamboja adalah salah satu pilihan terbaik di kawasan ini. Kualitasnya bisa bermacam-macam mulai dari kebutuhan perawatan, hingga bangunan bintang 5 hingga barang mewah.
Perumahan di Kamboja murah karena negara ini merupakan salah satu negara terbelakang di Asia. Namun, hal ini tidak bisa bertahan lama. Dengan pertumbuhan PDB tahunan rata-rata lebih dari 6 persen selama dekade terakhir, Kamboja adalah salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Tingkat kedatangan wisatawan dan investasi asing terus meningkat, seringkali meningkat sebesar dua digit setiap tahunnya.
Filipina
Filipina adalah negara berbiaya rendah bagi investor properti. berdasarkan investasian.com, Membeli kondominium di pusat kota Manila berharga US$3.000 atau Rp48 juta per meter persegi.
Harga rumah di negara kepulauan ini terus meningkat selama beberapa tahun terakhir atau meningkat lebih dari dua kali lipat dalam satu dekade terakhir. Harga real estat saat ini berada di luar kemampuan sebagian besar penduduk setempat.
Seperti Kamboja, perekonomian Filipina masih menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara dan diperkirakan akan tumbuh lebih dari 6 persen pada tahun 2024.
Malaysia
Harga properti di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, termasuk yang termurah dengan rata-rata USD 2.500 atau Rp 40 juta per meter persegi. Hal ini menjadikan Malaysia salah satu negara paling terjangkau untuk membeli rumah.
Meski demikian, Malaysia masih menjadi salah satu negara terkaya di Asia Tenggara. Negara ini merupakan negara terkaya ketiga setelah Brunei dan Singapura. Namun, Malaysia adalah salah satu dari sedikit negara di Asia di mana orang asing dapat memiliki hak milik atas tanah.
Kuala Lumpur telah mengalami ledakan konstruksi dan kini mengalami tingginya pasokan perumahan, yang merupakan salah satu alasan mengapa kota ini saat ini menjadi salah satu negara termurah untuk membeli properti.
Menariknya, hasil sewa di Malaysia juga tidak terlalu bagus atau hanya berkisar 2%. Selain itu, Ringgit Malaysia telah mengalami depresiasi hampir 40% sejak awal dekade ini.